Tidak ada yang menduga, sebuah kode berbentuk persegi dengan garis-garis hitam putih yang rumit mampu memberi harapan besar bagi perekonomian ASEAN, khususnya bagi Indonesia. QR (Quick Response) Code, sebuah inovasi yang awalnya hanya sekedar kemudahan transaksi, kini menjadi simbol transformasi ekonomi di era digital.
Sore itu, di sebuah griya makan Kuah Beulangong, masakan khas Aceh berupa daging lembu yang dimasak dengan menggunakan rempah kari dalam belanga besar, dekat bandara Sultan Iskandar Muda Aceh. Bu Cut, pemilik UMKM tersebut menerima pembayaran dari seorang turis asal Malaysia. Dengan satu pindaian pada kode QR di meja kasir, transaksi selesai. Turis itu tersenyum seraya memberi apresiasi pada kecanggihan pembayaran lintas batas yang dinamakan QRIS Cross-Border. Momen-momen seperti ini mengilustrasikan bagaimana inklusi ekonomi digital dapat memudahkan kehidupan sehari-hari.
Dalam labirin ekonomi global yang runyam, pembahasan topik seputar inklusi keuangan kerap mengecewakan kita. Sektor unbanked dan underbanked, selama ini, tampak seperti bayang-bayang yang menghalangi kemajuan ekonomi di Asia Tenggara. Ditengah optimisme yang mereda, sebuah lentera harapan dinyalakan kembali oleh inisiatif Digital Financial Inclusive (DFI). Inisiatif yang lahir dari sinergi pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berkomitmen pada revolusi layanan keuangan digital demi mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Sebagai pijakan dalam perjalanan menuju “Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025” QRIS Cross-Border mampu memainkan perannya bak kompas yang akan memandu langkah banyak pihak. Hal ini merupakan manifestasi dari tekad Indonesia untuk mengukir masa depan gemilang dengan kemudahan transaksi dalam lanskap bisnis. Bagi merchant dan konsumen, teknologi QRIS Cross-Border menawarkan potensi yang bonafide, tak terkecuali pelaku usaha kecil dan menengah.
UMKM yang secara nyata mampu menjadi tulang punggung perekonomian bangsa, saat ini berada di ambang revolusi digital. Dengan akses alat keuangan digital yang praktis, UMKM dapat mengotomatisasi proses pencatatan transaksi secara ringkas dan menghapuskan kerumitan manual. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membangun reputasi keuangan yang kokoh di mata lembaga keuangan serta memudahkan akses terhadap dukungan finansial. Selanjutnya, adopsi mata uang digital dan sistem pembayaran digital menjanjikan transaksi yang lebih cepat, aman, efektif, dan meminimalisir risiko.
Melalui kehadiran QRIS Cross-Border, bukan hanya pelaku UMKM di Indonesia yang dapat meraih keuntungan. Jembatan digital ini menghubungkan pelaku bisnis di seluruh ASEAN, memperkokoh kepercayaan dan mempererat kerjasama. Inilah bekal untuk membentuk fondasi ekonomi regional yang tangguh di tengah era digitalisasi. Lebih dari sekedar kode pindai, QRIS Cross-Border adalah janji Indonesia kepada seluruh ASEAN.
Laporan terbaru dari Bank Nasional Indonesia (BNI) membawa kabar gembira yang mencerminkan gempitanya pencapaian QRIS. Dari angka yang awalnya hanya Rp 14,9 miliar pada Agustus 2021, kini volume transaksi meningkat tajam hingga menyentuh Rp 297 miliar pada Maret 2022. Pertumbuhan yang begitu eksponensial ini bukan semata-mata tentang angka, melainkan sebuah narasi kemenangan - kisah tentang bagaimana sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dapat menciptakan transformasi ekonomi yang berdampak luas.
Tahun 2022 menjadi saksi bisu ketika Indonesia berdiri gagah di panggung KTT G20. Gubernur Bank Indonesia, Bapak Perry Warjiyo, dengan penuh percaya diri menyoroti pentingnya transformasi pembayaran digital dan kerja sama lintas negara. Di tengah sorotan dunia, Indonesia tak hanya menampilkan pencapaiannya tetapi juga menyajikan visinya untuk kawasan: ASEAN yang bersatu, di mana inklusi digital bukan hanya sekedar bayangan, melainkan nyata dan hidup di tengah kita.
QRIS Cross-Border tak hanya menjadi simbol inovasi. Lebih dari itu, teknologi ini mengajarkan kita, masyarakat ASEAN, bagaimana cara hidup yang lebih baik dalam era digital, bagaimana memperkuat tali silaturahmi di antara kita. Ini bukan hanya tentang angka atau transaksi. Ini adalah epik; kisah kesatuan ASEAN yang melangkah bersama menuju masa depan yang gemilang.
Namun, tak perlu menunggu masa depan untuk melihat dampaknya. Kunjungi griya makan Kuah Beulangong Bu Cut walau terlihat mungil dan sederhana, tetapi anda bisa merasakan dampak besar dari kode persegi yang terpampang di sana. Saat tangan kita menghampiri pindaian kode QR, kita bukan hanya menyaksikan transaksi. Lebih dari itu, kita menyaksikan visi, harapan, dan misi bagi masa depan ekonomi digital di ASEAN yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan maju.
Qris Satu, menangnya banyak!
Komentar
Posting Komentar